CERITA PENDEK – Untukmu yang Tak Sempat Kulumukuk ilustras i foto p ixa bay.com Malam itu, kota terasa seperti menahan napasnya sendiri. Jalanan yang biasanya riuh mendadak lengang, dan angin membawa aroma tanah basah yang membuatku ingin kembali pada kenangan—kenangan tentang aku, kau, dan dia. Namaku Raka , dan kau… kau adalah satu-satunya nama yang selalu menggema di batinku sejak hari pertama kita bertemu. Tapi takdir, seperti biasa, selalu memiliki cara mengiris paling halus pada sesuatu yang paling kita cintai. Aku masih ingat pertama kali bertemu denganmu di bawah lampu jalan yang temaram. Kau berdiri sambil menatap layar ponsel, seolah dunia sedang mengejarmu. Saat aku mendekat, kau menoleh dan tersenyum—senyum tipis yang membuat jantungku berdetak seperti hujan pertama yang menghantam jendela. “ Kau terlihat bingung… ada yang kaucari? ” tanyaku waktu itu. Kau tertawa kecil sambil menahan rambutmu yang hampir diterbangkan angin. “ Aku kehilangan arah, mungkin j...
Ilustrasi gambar Puisi:Dalam Hujan Aku Mengenangmu (pixabay.com) Di balik tirai hujan yang menderu ada kisah yang tak pernah berlalu. Rintik-rintik itu mengetuk hati, mengingatkanku pada sepi yang tak henti. Kau hadir dalam tiap tetes yang jatuh, seperti embun di pagi yang penuh jenuh. Kala hujan turun, aku kembali merindu, pada hadirmu yang kini entah di mana berlalu. Hujan adalah pertemuan kita yang abadi, suara gemericiknya seperti suara hati, yang pelan-pelan mengalirkan luka, namun juga menyembuhkan rindu yang ada. Setiap deras, setiap titik, membawaku jauh ke masa lalu yang klasik, saat kita duduk di bawah langit kelabu, berbagi tawa, cerita, dan rindu. Kini hujan datang tanpa tawamu, namun kenangan itu masih kerap menghibur pilu. Kau yang pernah memeluk dalam k...