Postingan

Menampilkan postingan dengan label cerpenviral

Rinjani, Ketika Langit Jatuh di Pelukan Bumi

Gambar
Rinjani, Ketika Langit Jatuh di Pelukan Bumi_ ilustrsi foto by  Triptrus.com Catatan Kritis Tentang Keindahan yang Terluka Gunung Rinjani bukan sekadar gunung bagi masyarakat Lombok—ia adalah napas, marwah, dan cermin kehidupan. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, Rinjani berdiri gagah sebagai gunung tertinggi kedua di Indonesia. Ia bukan hanya tujuan pendakian, tetapi juga destinasi rohani, tempat suci bagi umat Hindu, dan bentang alami yang membawa siapapun yang melihatnya pada perenungan yang dalam. Namun, di balik keelokan panorama sabana, danau Segara Anak yang biru kehijauan, serta cahaya mentari yang menyentuh lembut punggung gunung, ada luka-luka yang tak terlihat. Luka karena keserakahan manusia, luka karena keindahan yang terlalu sering dimanfaatkan tanpa tanggung jawab. "Kau bukan sekadar tanah tinggi, Rinjani. Kau adalah puisi yang mengalir di dahi pagi. Namun kini, langitmu mengabur oleh jejak-jejak tamak, dan bisik anginmu tercekik aroma pla...

Delapan Puluh Kalimat Api: Menyusuri Jejak Amran Sulaiman yang Melibas Deru Viral

Gambar
Ilustrasi foto (merdeka.com) Di tengah deras arus berita yang tenggelam dalam riuh rendah click‑bait, sosok Amran Sulaiman muncul bagai lembayung jingga setelah hujan—tenang, tapi membangkitkan harap. Viral belakangan ini bukan sekadar karena gelora pidato di kampus atau tangisan petani atas kelangkaan pupuk. Ia viral karena ia nyaring, baunya asam, menyayat, namun menyembuhkan. Lahir sebagai Putra Bone, Berdiri sebagai Putra Negeri 🌱 Amran Sulaiman lahir pada 27 April 1968 di Bone, Sulawesi Selatan, dari keluarga besar—ia anak ketiga dari dua belas bersaudara ( en.wikipedia.org ). Bersama debu desa, ia tumbuh dan mengenyam sekolah dasar di Barru, lalu kembali menuntaskan pendidikan di Bone. Rentetan tahun memahat karakter: sederhana, gigih, rindu akan perubahan. Akademisi dan Penemu, dari ‘Tikus Diracun Amran’ Hingga Gelar Doctor Cum Laude Setelah merampungkan strata satu hingga doktoral di Universitas Hasanuddin—seluruhnya cum laude—ia merambah dunia penelitian, mencipta racu...

Puisi Romntis:Minggu Cerah di Sudut Kafe Kota

Gambar
ilistrasi Foto_Puisi Romntis:Minggu Cerah di Sudut Kafe Kota Minggu pagi menyapa dengan senyum mentari, angin berbisik lembut, membawa aroma kopi dan mimpi. Di sudut kafe kota yang sederhana namun berseri, aku duduk bersamamu—gadis muda berparas rupawan, seperti bunga yang mekar di tengah keramaian. Matamu seperti langit biru tanpa awan, penuh ketenangan dan rahasia  yang ingin kupecahkan perlahan. Kita tertawa pada cerita-cerita kecil, mengenang masa yang baru  tumbuh dari benih harapan. Langit bersaksi, waktu seolah berhenti, saat tanganmu menyentuh cangkir, dan senyum itu mencuri denyut di dada ini. Kopi menjadi lebih manis, bukan karena gula, tapi karena hadirmu—yang menyulap  dunia menjadi lebih hangat. Kau bicara tentang mimpi, aku mendengarkan dengan mata, dan di balik tawa, terselip doa semesta: semoga minggu cerah ini tak hanya singgah, tapi menetap selamanya— di hati kita yang saling belajar mencinta.

Cerita Pendek:Romansa di balik perjuangan

Gambar
  Cerita Pendek:Romansa di balik perjuangan (street foto by pixabay) Pada suatu pagi yang dingin di kota kecil di pesisir pantai, udara berembus lembut, membawa aroma asin laut yang khas. Ardi berdiri di depan sebuah rumah sederhana, wajahnya serius. Matanya terpaku pada pintu rumah itu. Ia tahu, perjuangan yang panjang dan melelahkan telah membawanya sampai di sini. Di balik pintu itu tinggal Ana, wanita yang telah menggetarkan hatinya sejak pertama kali bertemu. Ardi bukanlah seorang pria kaya, hanya nelayan yang bekerja keras di bawah terik matahari dan angin laut setiap hari. Namun, cintanya pada Ana begitu dalam, dan ia siap menghadapi apapun, bahkan rintangan besar dari keluarga Ana yang menganggapnya tak pantas. Ia menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdentam kencang. Ia mengetuk pintu kayu tua itu, mendengar langkah kaki dari dalam yang perlahan mendekat. Pintu terbuka, menampakkan sosok Ana dengan senyum lembut yang seketika membuat Ardi ...

Kumpulan Puisi Paling Romantis Tentang Rindu

Gambar
Kumpulan Puisi Paling Romantis Tentang Rindu https://pixabay.com/id/photos/pantai-pasangan-matahari-terbenam-7087722/ "Rindu yang Tak Berbisik" Dalam sepi malam, ku titipkan rindu,   Pada angin yang melintasi sunyi   Menyentuh jendela hati,   Tanpa suara, tanpa isyarat yang pasti. Rinduku diam, namun tak pernah mati,   Mengalir halus seperti sungai di dada   Yang tak henti-hentinya membawa kenangan,   Tentang tatapanmu yang pernah singgah. Kau jauh, bagai bintang di langit senja,   Namun sinarmu tetap hadir di benakku,   Menghiasi cakrawala rasa   Yang tak pernah bisa kusentuh. Aku menahan segala bisik dan getar   Dalam pertemuan yang tak pernah terjadi,   Karena rindu ini tak akan pernah usai,   Meski tak terucap, meski tak terdengar.  Di antara waktu yang mengulur jarak,   Kau tetap ada dalam pikiranku,   Bersemayam diam di sudut kalbu,...

Cerita Pendek:Asap yang Mengiringi Langkah

Gambar
  Ilusi gambar Cerita Pendek:Asap yang Mengiringi Langkah( https://pixabay.com/id/photos/rakyat-wanita-fotografi-merokok-2606165/ ) Langit Jakarta malam itu seperti kanvas hitam pekat, dihiasi kilatan lampu-lampu kendaraan yang berkelebat cepat di jalan raya. Suara klakson bersahut-sahutan, mengiringi hiruk-pikuk orang-orang yang terburu-buru kembali ke rumah. Namun, di sudut gang sempit yang gelap, ada seorang gadis muda yang menepi, memejamkan mata sejenak, menikmati sebatang rokok yang menggantung di antara bibir tipisnya. Asap yang membumbung ke udara malam itu seolah membawa sebagian kecil bebannya—walau hanya sesaat. Namanya Amira. Usianya baru saja menginjak 23 tahun, tetapi hidup telah memberinya lebih banyak beban daripada yang bisa dia bayangkan. Sejak di-PHK tiga bulan lalu, ia belum juga berhasil mendapatkan pekerjaan baru. Setiap harinya dipenuhi rasa cemas yang menghimpit dadanya. Dia telah mencoba melamar di puluhan tempat—kantor, toko, bahkan kafe kecil di ujun...

Cerpen Romantis:Bayang Gelap di Balik Cinta

Gambar
  Ilusi foto Cerpen Romantis:Bayang Gelap di Balik Cinta:https://pixabay.com/id/photos/hitam-warna-cairan-lebih-wajah-5273871/ Aku selalu percaya bahwa cinta adalah segalanya. Namun, pada malam itu, keyakinanku diuji oleh bayang-bayang kegelapan yang tak pernah aku duga sebelumnya. Malam itu terasa berbeda. Udara dingin menggigit wajahku saat aku berjalan menyusuri jalan setapak menuju apartemen kami. Lampu jalan memancarkan cahaya kuning pucat, menciptakan bayangan panjang di trotoar. Hatiku dipenuhi kegelisahan yang sulit dijelaskan. Sesampainya di pintu, aku menatap nomor apartemen yang terpampang jelas di atasnya. Menghela napas panjang, aku mengetuk pintu dengan lembut. Tak lama kemudian, pintu terbuka oleh Maya, kekasihku yang cantik dan selalu penuh perhatian. “Hey, kamu kelihatan gelisah. Ada apa?” tanyanya sambil menyambutku dengan senyum manisnya. “Aku cuma butuh bicara, Maya. Bisakah kita duduk sebentar?” jawabku, mencoba menahan suara gemetar. Kami dudu...