Cerita Pendek:“Cinta di Punggung Penanggungan” ilustrasi foto by https://travelspromo.com/htm-wisata/gunung-penanggungan-mojokerto/ Angin pagi berhembus lembut ketikaA langkahku menginjak tanah Gunung Penanggungan. Kabut tipis melayang di antara pepohonan, dan suara burung liar terasa seperti musik pengiring perjalanan kita. Aku menoleh ke arahmu—kau yang ber?Adiri dengan ransel di punggung, napas teratur, dan senyum kecil yang selalu menenangkan. “Siap?” tanyaku pelan. Kau mengangguk, menatap jalur pendakian yang menanjak. “Selama ada kamu, aku siap menghadapi apa pun.” Kalimat itu mungkin sederhana, tapi bagiku seperti doa yang meneduhkan. Kami mulai mendaki. Setiap langkah membawa kenangan, setiap hembusan napas terasa seperti mendekatkan kami, bukan hanya ke puncak, tapi juga ke hati masing-masing. “Aku selalu suka aroma tanah basah seperti ini,” katamu. “Kenapa?” “Karena… mengingatkanku bahwa setiap perjalanan dimulai dari pijakan. Dan aku ingin perjalanan cintaku ju...
Ilusi gambar kumpulan puisi romantis (https://pixabay.com/id/vectors/patah-hati-sedih-depresi-jantung-7182718/) Keping Hati yang Terkoyak Dalam hening malam yang pekat, Aku menyulam kenangan dari sisa-sisa perasaan, Merajut mimpi yang pernah kita anyam, Di antara bintang-bintang yang meredup pelan. Kau adalah bayang yang selalu kupuja, Namun kini kau pergi, menyisakan luka, Seperti angin yang mencuri nyawa, Hilang tanpa jejak, tanpa suara. Cintaku padamu bak lautan tak bertepi, Tapi kau memilih tenggelam dalam arus lain, Meninggalkanku terombang-ambing sepi, Di samudra rindu yang tak pernah berakhir. Bagaimana bisa kutemui pagi tanpa senyummu, Saat embun masih menyimpan sisa air mataku? Bagaimana bisa kulewati hari tanpa bayangmu, Jika setiap detik adalah gemuruh rindu yang pilu? Aku berdiri...