Langsung ke konten utama

Cara dan Trik Move On dari Pacar: Panduan Lengkap untuk Menyembuhkan Hati

  Cara dan Trik Move On dari Pacar: Panduan Lengkap untuk Menyembuhkan Hati Putus cinta memang bukan hal yang mudah. Banyak orang merasa kehilangan arah, sedih berkepanjangan, bahkan merasa dunia runtuh saat hubungan yang dibangun dengan cinta harus berakhir. Namun, kehidupan tetap berjalan, dan salah satu hal terpenting setelah putus cinta adalah move on —yakni proses menyembuhkan diri dan melangkah maju. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara dan trik move on dari pacar secara lengkap, realistis, dan mudah diterapkan. 1. Terima Kenyataan bahwa Hubungan Telah Berakhir Langkah pertama dan paling krusial dalam proses move on adalah menerima kenyataan. Banyak orang terjebak dalam harapan palsu atau denial, berharap mantan akan kembali, atau berandai-andai tentang skenario lain. Ini hanya akan memperpanjang luka. Kutipan bijak: "Semakin cepat kamu menerima bahwa dia bukan lagi bagian dari hidupmu, semakin cepat pula kamu bisa membuka hati untuk kebahagiaan yang baru."...

"BEKASI YANG SELALU ADA DALAM HATI"

https://pixabay.com/id/photos
Ilusi photo (https://pixabay.com/id/photos)


Saya tak menyarankan siapa pun tinggal di Kota Bekasi dan bekerja di Jakarta Selatan, kecuali panggilan ilahi memanggil. Contohnya saya—rekor tercepat saya menuju kantor di Kemang hanya sejam kurang 10 menit, dan itu pun karena hari libur.


Pulang kerja? Meski mencoba berbagai rute, tetap saja sejam lebih 10 menit. Tapi, ketakutan “tua di jalan” menghilang. Selama tinggal di Bekasi, lebih sering saya mengeluh soal cuaca panas, meski rumah kontrakan dikelilingi pepohonan di perumahan yang berlimpah taman.


Saat pertama kali pindah, saya terpukau dengan Kota Harapan Indah—supermarket, hotel, perkantoran, semuanya tampak modern. Namun, perumahan ini lebih mirip enklave Jakarta di dalam Bekasi. Berdiri sejak 1993, kawasan ini berusaha mencitrakan dirinya sebagai kota mandiri modern. Branding ini penting, mengingat lokasinya di Bekasi.


Gerbang Kota Harapan Indah megah dengan ikon Tarian Langit, yang menggantikan Patung Tiga Mojang pada 2014 setelah protes dari organisasi masyarakat Islam di Bekasi. Patung itu dituduh sebagai simbol Trinitas dan Bunda Maria. Namun, seniman Nyoman Nuarta membantahnya, mengatakan bahwa patung itu merepresentasikan Mojang Priangan menyambut tamu.


Ironisnya, ikon lain di Kota Summarecon Bekasi, piramida terbalik, kerap disalahartikan dengan satire dan sarkasme oleh warganet. Kota-kota satelit seperti Harapan Indah dan Summarecon, dengan tata ruang dan infrastruktur yang bagus, malah mengukuhkan julukan "Planet Bekasi". Julukan ini bukan sekadar sindiran dari “orang Jakarta”, tapi juga keluhan atas tata ruang dan infrastruktur Bekasi.


Tinggal di Bekasi, saya menyaksikan perpaduan antara kota dan kampung. Jalan tikus yang menghubungkan perumahan saya sering menyebabkan penumpukan kendaraan, dan ujungnya membawa saya ke antah berantah di Kabupaten Bekasi. Nuansa berbeda mengiringi perubahan lanskap dari kota ke pedesaan.


Bekasi memang unik. Di satu sisi, kota ini penuh dengan jalan berlubang, macet, dan tata ruang berantakan. Namun, di sisi lain, Bekasi juga memiliki fasilitas publik yang cukup memuaskan. Jalannya dilewati angkot JakLingko JAK-40, yang tak hanya menghubungkan tempat, tetapi juga mengungkap ironi di Bekasi.


Kota Bekasi, dengan segala keabsurdannya, telah mendapatkan pengakuan masyarakat dalam bentuk julukan "Planet Bekasi". Julukan ini lahir dari keluhan dan kekesalan, serta mencerminkan keinginan "orang Jakarta" agar Bekasi menyerupai Jakarta. 


Menurut Jerome Tadie dalam buku *Revolusi Belum Selesai*, Presiden Soeharto membangun poros timur-barat menuju Bekasi dan Tangerang untuk mendukung perkembangan Jakarta. Namun, pembangunan tersebut terkesan semrawut dan penuh penyimpangan, tanpa kendali yang baik.


Tapi, Bekasi tetap membekas di hati. Seperti tokoh Farid dalam novel *Di Tepi Kali Bekasi* karya Pramoedya Ananta Toer, yang mengisahkan perjuangan rakyat Bekasi melawan penjajah. Bekasi mengukir kenangan di sanubari, tidak peduli berapa kali rezim berganti. Maka, ketika Anda mengalami kejadian aneh di Bekasi, ingatlah kata-kata Pramoedya, "Bekasi... berbekas di hati... kota yang membekasi."


---


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pendek:Lonceng Akhir

Ilusi foto Cerita Pendek:Lonceng Akhir (pixabay.com) Aku adalah seorang pegawai pabrik yang terjebak dalam gelapnya dunia pinjaman online. Semua bermula dari sebuah keputusan bodoh yang kuambil dengan berpikir bahwa segalanya akan baik-baik saja. Siapa yang mengira bahwa dari sekadar pinjaman kecil untuk kebutuhan mendesak, utang itu akan menjeratku dalam lingkaran setan yang tak berujung? Hari itu, pabrik tempatku bekerja baru saja tutup. Tubuhku terasa lelah, namun pikiranku lebih berat menanggung beban utang yang semakin menumpuk. Aku duduk di bangku taman kecil di depan pabrik, memandang kosong ke arah jalanan. Pikiranku sibuk, mencoba mencari cara untuk keluar dari situasi ini. Pinjaman pertama hanya dua juta, tapi bunga yang mencekik membuat utang itu melonjak hingga belasan juta dalam beberapa bulan. Ketika aku masih tenggelam dalam kekhawatiran, seseorang menepuk bahuku. Wajahnya garang, sorot matanya tajam seolah menusukku. "Selamat sore, Mbak Rini," katanya dengan s...

Puisi:Kenangan di Tepi Meja

Ilustrasi foto puisi kenangan di tepi meja Di sudut meja, aroma manis melingkari, Bango kecap manis menemani memori, Di setiap tetes, ada cinta yang menari, Mengingatkan kita pada cerita sejati. Malam itu, rembulan menjadi saksi, Tatapanmu hangat, membalut sunyi, Kecap manis melumuri daging hati, Seakan berkata, "Inilah kita, takkan terganti." Kamu selalu tahu, rahasia rasa, Manisnya cinta, bumbu setiap masa, Bango hadir, bagai janji tak sirna, Mengikat kenangan yang tak mudah lupa. Tanganmu mengaduk, aku memandang, Ada keajaiban dalam setiap tangkap pandang, Romantisnya bukan hanya karena rempah melayang, Tapi karena cinta, dalam hati yang kau pegang. Kini, meja itu sepi, namun tetap hidup, Aroma manisnya bertahan, menjadi penghibur, Walau tak lagi ada kita berbincang di bawah lampu, Bango kecap manis jadi kenangan yang selalu rindu. Di setiap rasa, ada kisah kita terselip, Cinta yang manis, tak pernah tergelincir, Bango mengingatkan, cinta tak pernah usang, Dalam kenangan, ...

Cerita Pendek:Segitiga Mematikan

Ilusi foto Cerita Pendek:Segitiga Mematikan ( https://pixabay.com/id/photos/foto-tangan-memegang-tua-256887/ ) Pagi itu, aku duduk di teras sambil menatap hujan yang turun. Aroma tanah basah tercium tajam, mengiringi perasaan galau yang sulit diungkapkan. Aku menyesap kopi yang mulai dingin, berharap getirnya bisa mengalahkan kegelisahanku. Namaku Ardi, dan aku berada di tengah cinta segitiga yang sulit aku pahami. Di satu sisi, ada Laila, sahabatku sejak SMA yang sejak lama menyimpan rasa untukku. Di sisi lain, ada Siska, wanita yang belakangan ini kerap hadir dan menyita perhatian. Aku merasa bimbang. Hati dan pikiranku saling tarik-menarik, tak pernah mencapai kata sepakat. Hari itu, Laila mengajakku bertemu di kafe favorit kami. Biasanya, ia ceria dan selalu bisa menghiburku, tapi kali ini ia tampak lebih serius, bahkan sedikit gugup. "Ardi, aku mau bicara sesuatu," ucapnya sambil menunduk, mengaduk-aduk minumannya tanpa tujuan. "Kenapa, La? Tumben serius banget,...