Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

Cerita Pendek:“Cinta di Punggung Penanggungan”

  Cerita Pendek:“Cinta di Punggung Penanggungan” ilustrasi foto by https://travelspromo.com/htm-wisata/gunung-penanggungan-mojokerto/ Angin pagi berhembus lembut ketikaA langkahku menginjak tanah Gunung Penanggungan. Kabut tipis melayang di antara pepohonan, dan suara burung liar terasa seperti musik pengiring perjalanan kita. Aku menoleh ke arahmu—kau yang ber?Adiri dengan ransel di punggung, napas teratur, dan senyum kecil yang selalu menenangkan. “Siap?” tanyaku pelan. Kau mengangguk, menatap jalur pendakian yang menanjak. “Selama ada kamu, aku siap menghadapi apa pun.” Kalimat itu mungkin sederhana, tapi bagiku seperti doa yang meneduhkan. Kami mulai mendaki. Setiap langkah membawa kenangan, setiap hembusan napas terasa seperti mendekatkan kami, bukan hanya ke puncak, tapi juga ke hati masing-masing. “Aku selalu suka aroma tanah basah seperti ini,” katamu. “Kenapa?” “Karena… mengingatkanku bahwa setiap perjalanan dimulai dari pijakan. Dan aku ingin perjalanan cintaku ju...

Cerita Pendek:Duri dalam Mawar

  Ilusi gambar Cerita Pendek:Duri dalam Mawar  https://pixabay.com/id/photos/pasangan-matahari-terbenam-6562725/ Hujan mengguyur lebat malam itu, membasahi jalan setapak menuju rumah tua di pinggir kota. Lampu jalan yang remang-remang memantulkan bayangan pohon yang melambai seperti sosok-sosok hantu. Di dalam rumah itu, tiga jiwa terjerat dalam cinta yang gelap. Amara duduk di sofa ruang tamu, menatap cangkir teh di tangannya yang dingin. Hatinya berdenyut oleh kecamuk rasa bersalah dan kebencian. Di seberangnya, Reza berdiri sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding, rokok terselip di antara jari-jarinya. “Amara,” kata Reza dengan suara rendah. “Kamu harus memilih. Aku atau dia.” Amara mendongak, matanya yang kelam bertemu dengan tatapan tajam Reza. “Ini tidak semudah itu, Reza. Aku mencintai kalian berdua. Tapi...” Suaranya pecah, tertahan oleh air mata yang menggantung di kelopak matanya. Pintu depan berderit terbuka, dan langkah berat terdengar dari koridor. Arya muncu...

Puisi cinta;Menanti Cinta di Malam Sunyi

Ilus foto puisi  Menanti Cinta di Malam Sunyi fiqi Andre Di bawah langit yang kelam tak berbintang, Aku duduk terdiam, berselimut bayang. Angin malam berbisik lembut, menyapa, Namun dinginnya lebih dalam dari luka. Jam berdetak, seperti menertawakan, Waktu yang berjalan tanpa kepastian. Aku menunggu, meski tahu samar, Langkahmu yang tak kunjung benar-benar datang. Ada rindu yang menggantung di udara, Mengisi ruang hati dengan cerita hampa. Cahaya bulan perlahan memudar, Namun bayang wajahmu tetap bersinar. Aku bertanya pada malam yang bisu, Apakah kau juga melihatku di waktu itu? Di sudut gelap kesepian ini, Aku hanyut dalam ilusi yang tak bertepi. Seperti ombak yang mengejar pantai, Hatiku berharap meski sering terabai. Adakah kau di sana, menatap langit yang sama, Atau hanya aku, tenggelam dalam nestapa? Daun gugur perlahan menyentuh bumi, Seperti rinduku, jatuh tanpa arti. Namun aku tetap menanti, di ujung malam, Meski yang kutemukan hanyalah sepi yang kelam. Cinta, akankah kau ...